Rasa kasih & sayang amat lekat dalam diri kita. Rasa inilah yg mewarnai kehidupan berumahtangga dengan istri, suami, anak, & beberapa orang yg kita cintai dalam keluarga.
Rasa yg menjelma dalam banyak warna indah itu terhimpun jadi kemauan yg membuncah. Kemauan utk membangun surga dalam keluarga maka kebahagiaan isi tiap-tiap jenak perjalanan hidup kita.
Tiap-tiap keluarga mendambakan suatu ketenangan. Di dalamnya, penuh hubungan cinta & kasih sayang dalam membangun mahligai kebahagiaan. & kebahagiaan yg hakiki merupakan saat kita mampu mendapatkan surga di akhirat kelak. hal tersebut menuntut kita utk dapat menjadikan semua lingkungan, termasuk juga rumah keluarga jadi taman-taman atau beranda surga duniawi yg dapat menghantarkan seluruh keluarga kita menuju taman-taman surga ukhrawi.
Baiti Jannati, rumahku laksana surga bagiku. Begitulah ungkapan yg terlontar dari lisan Rasulullah SAW. Kesuksesan Rasulullah SAW layak jadi tauladan bagi tiap-tiap umatnya dalam mendidik jalinan berumah tangga. Ungkapan inipun jadi semboyan oleh tiap-tiap rumah tangga muslim yg mendambakan rumah tangga bahagia.
Keluarga sakinah, mawaddah & rahmah (Samara) yaitu dambaan tiap-tiap insan yg menjalani bahtera rumah tangga. Dia bagaikan beranda surga di dalam keluarga. Keindahan surga rumah tangga tersebut akan diwujudkan dgn upaya dengan buah dari peduli & share suami & istri. Yg satu tak jadi beban bagi yg yang lain, tetapi sebaliknya memperkuat satu sama lain.
Kebahagiaan itu amat dekat bersama diri manusia. Lantaran kebahagiaan itu ada di dalam hati. Ekpresi jiwa bakal menggambar suasana hati manusia. Sedih, tertawa, gembira, gelisah, beram atau perasaan takut bermula dari hati. Dikarenakan itu yaitu wilayah yg mendominasi hati. Materi kehidupan hanyalah media yg menunjang keperluan manusia. Beliau bukan sumber kebahagiaan. Di dalamnya ada kecemasan, kegelisahan & ketidakharmonisan.
Pastinya kita menginginkan rumahtangga yg kita jalani jadi damai bagaikan surga, yg di dalamnya ada pasangan yg penuh perhatian, cinta, senantiasa akur, & nyaman maka terkadang mereka lebih betah di rumah ketimbang isi hari-hari luang di luar rumah. Rumah tangga seperti ini tidaklah didapatkan, namun dia dibangun & dibina sedemikian rupa.
Perdana, adanya saling kepercayaan. Ke-2, adanya saling keterbukaan. Suami yakni pelindung bagi istri, & istri yakni selimut sekaligus bendahara bagi suami. Suami yg baik senantiasa terbuka dalam elemen apa pula, demikian serta sebaliknya. Keduanya pula mesti bisa menjaga kehormatan & akan menyenangkan hati pasangan.
Ke3, butuh pembiasaan seseorang istri dgn menyongsong suami & suami seringlah bercanda-tawa bersama istri. Factor ini bakal meningkatkan keharmonisan dalam rumah tangga. Keempat, janganlah menyebarkan aib. Apa yg berjalan dalam rumah tangga, cukuplah pasangan tersebut yg merasakan kekurangan & kelebihannya.
Orang lain tak butuh tahu masalah yg dihadapinya. orangtua sekali juga. Aib pasangan kita, seandainya ke luar dari rumah, cuma dapat menambah kehinaan & kerendahan rumah tangga itu sendiri, tak lebih. Menjadi, jikalau mampu utamakan komunikasi, musyawarah, share, diskusi & pencarian solusi.
Kelima, jadikan rumah tangga taman-taman surga, merupakan dgn zikir, fikir, & amal soleh. Perihal ini utama buat mempertahankan suasana religius. Tidak Hanya itu, gerakan tersebut bisa mendamaikan hati & menghiasi rumah tangga tidak dengan adanya hambatan setan yg sewaktu-waktu menyelinap dalam hati.
bagus tara
Rasa yg menjelma dalam banyak warna indah itu terhimpun jadi kemauan yg membuncah. Kemauan utk membangun surga dalam keluarga maka kebahagiaan isi tiap-tiap jenak perjalanan hidup kita.
Tiap-tiap keluarga mendambakan suatu ketenangan. Di dalamnya, penuh hubungan cinta & kasih sayang dalam membangun mahligai kebahagiaan. & kebahagiaan yg hakiki merupakan saat kita mampu mendapatkan surga di akhirat kelak. hal tersebut menuntut kita utk dapat menjadikan semua lingkungan, termasuk juga rumah keluarga jadi taman-taman atau beranda surga duniawi yg dapat menghantarkan seluruh keluarga kita menuju taman-taman surga ukhrawi.
Baiti Jannati, rumahku laksana surga bagiku. Begitulah ungkapan yg terlontar dari lisan Rasulullah SAW. Kesuksesan Rasulullah SAW layak jadi tauladan bagi tiap-tiap umatnya dalam mendidik jalinan berumah tangga. Ungkapan inipun jadi semboyan oleh tiap-tiap rumah tangga muslim yg mendambakan rumah tangga bahagia.
Keluarga sakinah, mawaddah & rahmah (Samara) yaitu dambaan tiap-tiap insan yg menjalani bahtera rumah tangga. Dia bagaikan beranda surga di dalam keluarga. Keindahan surga rumah tangga tersebut akan diwujudkan dgn upaya dengan buah dari peduli & share suami & istri. Yg satu tak jadi beban bagi yg yang lain, tetapi sebaliknya memperkuat satu sama lain.
Kebahagiaan itu amat dekat bersama diri manusia. Lantaran kebahagiaan itu ada di dalam hati. Ekpresi jiwa bakal menggambar suasana hati manusia. Sedih, tertawa, gembira, gelisah, beram atau perasaan takut bermula dari hati. Dikarenakan itu yaitu wilayah yg mendominasi hati. Materi kehidupan hanyalah media yg menunjang keperluan manusia. Beliau bukan sumber kebahagiaan. Di dalamnya ada kecemasan, kegelisahan & ketidakharmonisan.
Pastinya kita menginginkan rumahtangga yg kita jalani jadi damai bagaikan surga, yg di dalamnya ada pasangan yg penuh perhatian, cinta, senantiasa akur, & nyaman maka terkadang mereka lebih betah di rumah ketimbang isi hari-hari luang di luar rumah. Rumah tangga seperti ini tidaklah didapatkan, namun dia dibangun & dibina sedemikian rupa.
Perdana, adanya saling kepercayaan. Ke-2, adanya saling keterbukaan. Suami yakni pelindung bagi istri, & istri yakni selimut sekaligus bendahara bagi suami. Suami yg baik senantiasa terbuka dalam elemen apa pula, demikian serta sebaliknya. Keduanya pula mesti bisa menjaga kehormatan & akan menyenangkan hati pasangan.
Ke3, butuh pembiasaan seseorang istri dgn menyongsong suami & suami seringlah bercanda-tawa bersama istri. Factor ini bakal meningkatkan keharmonisan dalam rumah tangga. Keempat, janganlah menyebarkan aib. Apa yg berjalan dalam rumah tangga, cukuplah pasangan tersebut yg merasakan kekurangan & kelebihannya.
Orang lain tak butuh tahu masalah yg dihadapinya. orangtua sekali juga. Aib pasangan kita, seandainya ke luar dari rumah, cuma dapat menambah kehinaan & kerendahan rumah tangga itu sendiri, tak lebih. Menjadi, jikalau mampu utamakan komunikasi, musyawarah, share, diskusi & pencarian solusi.
Kelima, jadikan rumah tangga taman-taman surga, merupakan dgn zikir, fikir, & amal soleh. Perihal ini utama buat mempertahankan suasana religius. Tidak Hanya itu, gerakan tersebut bisa mendamaikan hati & menghiasi rumah tangga tidak dengan adanya hambatan setan yg sewaktu-waktu menyelinap dalam hati.
bagus tara